
Mahasiswa Universitas Baiturrahmah (Unbrah) kembali menorehkan prestasi membanggakan dalam bidang penelitian kesehatan berbasis kearifan lokal. Melalui skema Program Kreativitas Mahasiswa – Riset Eksakta (PKM-RE), sekelompok mahasiswa berhasil mengembangkan inovasi obat herbal yang memanfaatkan kombinasi ekstrak lumut kerak (lichen) dan kayu manis (Cinnamomum burmannii) sebagai kandidat fitofarmaka untuk mengatasi kadar asam urat tinggi.
Penelitian ini dilakukan oleh tim mahasiswa yang diketuai oleh Yoki Permana Agung, di bawah bimbingan apt. Nurwahidatul Arifa, M.Farm, dari Jurusan Farmasi Unbrah. Inovasi ini berangkat dari keprihatinan terhadap efek samping obat sintetis seperti allopurinol, yang meskipun efektif dalam menghambat enzim xantin oksidase (enzim penyebab tingginya kadar asam urat), namun berpotensi menyebabkan gangguan fungsi hati dan ginjal jika digunakan jangka panjang.
Dalam penelitian yang dilakukan secara in vitro tersebut, tim menemukan bahwa kombinasi ekstrak lumut kerak dan kulit kayu manis secara sinergis mampu menghambat aktivitas enzim xantin oksidase secara signifikan. Hasil ini membuka peluang besar bagi pengembangan obat herbal alternatif yang lebih aman, alami, dan ekonomis bagi penderita asam urat.
Lumut kerak sendiri merupakan organisme simbiosis antara alga dan jamur yang diketahui memiliki senyawa metabolit sekunder seperti asam usnat dan depsidone yang memiliki aktivitas farmakologis, termasuk sebagai antioksidan dan antiinflamasi. Sementara itu, kayu manis telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional karena kandungan senyawa aktif seperti cinnamaldehyde dan eugenol yang juga bersifat antiinflamasi dan antimikroba.
Menurut apt. Nurwahidatul Arifa, penelitian ini merupakan bentuk nyata dari sinergi antara kekayaan alam Indonesia dan potensi akademik generasi muda. “Indonesia adalah negara megabiodiversitas. Bila kita mampu mengolahnya dengan pendekatan ilmiah, maka potensi pengembangan obat herbal kita sangat besar. Penelitian ini adalah langkah awal menuju formulasi fitofarmaka berbasis bukti ilmiah,” ungkapnya.
Pihak universitas juga menyambut baik capaian ini. Rektor Universitas Baiturrahmah menyampaikan apresiasi kepada para mahasiswa yang telah menunjukkan semangat inovatif dan kontribusi positif bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang kesehatan masyarakat. Universitas juga memastikan perlindungan kekayaan intelektual dan dukungan lanjutan jika penelitian ini berlanjut ke tahap hilirisasi produk.
Inovasi ini tidak hanya menjadi bukti kemampuan mahasiswa dalam menghasilkan solusi berbasis ilmu dan budaya lokal, tapi juga menegaskan bahwa riset kampus dapat berkontribusi langsung pada isu kesehatan masyarakat. Harapannya, hasil penelitian ini bisa dikembangkan lebih lanjut hingga masuk ke ranah uji praklinis dan klinis, serta menjadi embrio produk herbal yang bermanfaat luas di masa depan.
Dengan adanya inovasi ini, Universitas Baiturrahmah menegaskan posisinya sebagai perguruan tinggi yang tak hanya fokus pada pengajaran, tetapi juga aktif mendorong riset dan pengembangan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat.
(Informasi ini juga ada di harianhaluan.co.id)