FE Unbrah Gelar Kuliah Umum “Persiapan Menghadapi Digital Economy Era dan Society 5.0”

Kuliah Riri Satria.

Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Baiturrahmah (Unbrah) menggelar kuliah umum dengan tema “Bagaimana Mempersiapkan Diri Untuk Menghadapi dan Bersaing di Era Digital Economy dan Society 5.0” di Ruang Auditorium Unbrah Kamis 15 September 2022.

Dalam kuliah umum tersebut Komisaris PT Jakarta International Container Terminal (JICT) sekaligus Dosen S2 Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia Riri Satria menjadi narasumber dan membagikan ilmunya kepada ratusan mahasiswa Unbrah yang hadir.

Kegiatan ini dibuka oleh Rektor Unbrah Prof. Dr. Ir. Musliar Kasim, M.S yang menyampaikan apresiasinya atas kehadiran Riri Satria di tengah kesibukannya.

Menurut Rektor, Riri Satria memiliki history yang lekat di Unbrah karena bapaknya merupakan ketua STIE Unbrah pertama kali.

Rektor menyampaikan kata sambutan.

Di samping nilai history, pengalaman Founder dan CEO Value Alignment Advisory (VA2) juga menjadikan kehadirannya memberikan kuliah dapat bermanfaat bagi mahasiswa yang ikut serta dalam pengembangan kemampuan dan penambahan informasinya.

Sementara itu Riri Satria dalam kuliahnya memberikan perspektif tentang perkembangan era yang terjadi saat ini termasuk tantangan yang dihadapi saat ini.

Dia menggambarkan saat ini terdapat enam tantangan perkembangan terkini di dunia, pertama perkembangan teknologi yang meliputi teknologi digital, robotik, pangan, farmasi, dan energi. Kedua tantangan Revolusi Industri 4.0 yang meliputi Ekonomi Digital, Pengetahuan, Jejaring, Berbagi, dan Kreatif.

Kuliah umum

Tantangan lain yakni mulai munculnya Society 5.0 atau dikenal smart society. Tantangan ini meliputi kemunculan kebiasaan manusia serba digital, internet of things, smart city dan smart government.

Perkembangan ini meningkatkan gap antar generasi yang menyebabkan perbedaan dalam karakteristik, misal generasi baby bloomer dengan generasi X, Y, Z dan Alpha jelas akan memiliki karakter yang berbeda termasuk dalam adopsi teknologi.

Dengan kata lain manusia atau generasi yang tidak memiliki kompetensi dan tidak ingin mengembangkan pemikirannya atau “fixed things” akan tergerus dan sulit menghadapi tantangan tersebut. Sebaliknya generasi yang memiliki prinsip “growth things” akan dapat melewati tantangan tersebut.

Penyerahan plakat kepada narasumber.

Menurut Riri generasi yang memiliki “growth things” senantiasa akan mengupgrade atau meningkatkan Ipteknya sehingga dapat beradaptasi dengan baik pada setiap perubahan era.

Untuk Indonesia generasi ini berpeluang muncul karena adanya bonus demografi, di mana usia produktif akan mendominasi penduduk hingga 70 persen pada 2045.

Untuk itu sudah sebaiknya generasi muda saat ini seperti mahasiswa memperkuat Iptek dan kemampuan yang kompetitif lainnya.

Usai menyampaikan kuliah umum, Riri Satria melayani setiap pertanyaan yang disampaikan peserta.

Kegiatan ini dimoderatori oleh dosen Ekonomi Unbrah Dr. Edi Suwandi dan M. Rizky Saputra, M.Si sebagai MC.

Dalam kegiatan ini juga disertai penyuerahan plakat kepada narasumber oleh rektor dan foto bersama.